Hidroponik Yang Banyak Dikembangkan Di Indonesia

May 19, 2016

Sejarah hidroponik dimulai sekitar 3 abad yang lalu, seorang ahli teologi dari Caligornia Amerika Serikat berhasil membuat tanaman tomat setinggi 3 meter yang memiliki banyak buah dalam media bak penampungan yang berisi nutrisi tanaman. Para ahli memberi nama sistem tanam tersebut dengan istilah hidroponik.

Pada masa itu pristiwa ini terjadi buming dan menjadi headline di banyak surat kabar. Kata hidroponik sendiri di ambil dari bahasa Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponus yang berarti daya. Jadi hidroponik dapat diartikan sebagai budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanam tanah, melainkan memberdayakan air sebagai media tanam.

pada tahun 1945 Jepang kalah perang karena kota utamanya di bom oleh sekutu. Pristwa ini mengakibatkan tanah di jepang menjadi tandus dan sulit untuk ditanami tanaman. Pada masa sulit ini Jepang mulai mengembangkan hidroponik untuk pertanian mereka.

Model pertanian ini diyakini dapat menyelesaikan permasalahan pertanian akibat bom yang membuat tanah di Jepang menjadi tandus.

Pada tahun 1980an hidroponik mulai dikembangkan di Indonesia. Sistem hidroponik yang banyak dikembangkan di Indonesia yang pertama kali yaitu jenis hidroponik substrat karena model ini cukup gampang untuk di aplikasikan. Setelah bebrapa waktu mulailah berkembang sistem hidroponik nutrient film technique (NFT). Ahir ahir ini banyak para penghobi maupun petani komersil yang mengembangkan sistem aeroponik.

Hidroponik Substrat

Sistem hidroponik substrat merupakan jenis sistem hidroponik yang banyak menggunakan media taman. Media taman yang digunkanan adalah media tanam seperti sabut kelapa, krikil, hidroton, pecahan batu bata dan media yang lainnya. Sarat media yang dapat digunakan yaitu media yang dapat menyimpan air, oksigen dan dapat menahan tanaman agar tumbuh dengan baik. Substrat dapat menyerap dan menghantarkan air, tidak mempengaruhi pH air dan tidak muah lapuk.

Sifat substrat tidak mengandung unsur hara mineral yang diperlukan tanaman. Selain itu media tanam substrat harus bebas dari bakteri, racun, virus dan jamur yang dapat menyebabkan pathogen pada tanaman. Dalam hidroponik substrat dapat menggunakan sistem pengairan tertutup maupun terbuka sehingga akan lebih mudah di oprasikan bahkan untuk pemula sekalipun.

Hidroponik Nutrient film Technique (NFT)

Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) merupakan salah satu bentuk hidroponik yang memberdayakan air lebih jauh lagi dibanding dengan hidroponik substrat. hidroponik NFT pertama kali dikembangkan oleh Dr. A J Cooper di glasshouse corps research institute, di Inggris dapa tahun 1960an dan dikembangkan secara komersil pada tahun 1970an.

NFT memiliki konsep dasar budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan larutan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh nutrisi, air dan oksigen dengan cukup. Cara kerjanya tanaman diletakkan tepat diatas air dan akar tanaman terendam air, air diputar menggunakan pompa sehingga dapat merata dan nutrisi berkualitas baik karena selalu disirkulasi.

Hidroponik NFT memiliki kelebihan seperti dapat ditaman / ditempatkan pada lahan yang sempit, memudahkan penyesuaian nutrisi dengan umur tanaman, pemenuhan kebutuhan air dapat dipenuhi dengan lebih mudah.

Seperti hidroponik yang lain NFT juga memiliki kekurangan seperti ketergantungan pada ketersediaan listrik karena dalam mengalirkan nutrisi menggunakan pompa air. Penyakit mudah menular pada tanaman yang lair trutama penyakit yang terdapat pada akar tanaman. Untuk membuat hidroponik NFT membutuhkan biaya investasi yang besar trutama pada awal pembuatannya.

Hidroponik Aeroponik

Aeroponik merupakan metode budidaya tanaman yang memanfaatkan udara sebagai penyalur nutrisi. Meskipun membedayakan udara, aeroponik tetap menggunakan air untuk melarutkan nutrisi. Air disemprotkan mengunakan tekanan sehingga air akan berubah menjadi kabut sehingga akan banyak oksigen yang masuk pada nutrisi.

Kelebihan aeroponik tanaman akan mendapatkan lebih banyak oksogen karena adanya proses pengkabutan nutrisi. Semakin kecil kabut air yang terjadi akan semakin banyak pula kemungkinan oksigen masuk dan tercampur dengan nutrisi. Tingginya oksigen yang terlarut berdampak baik pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Terima Kasih anda telah berkunjung dan berkomentar. Kritik dan Saran yang membangun untuk Blog Guyub Tani akan memberikan kembali kontribusi kepada anda. EmoticonEmoticon