Hidroponik drip irrigation atau yang biasa disebut sebagai hidroponik irigasi tetes merupakan bagian dari sistem hidroponik yang menggunakan prinsip irigasi untuk mendistribusikan nutrisi. Saat ini hidroponik drip banyak diterapkan oleh petani karena pengoprasiannya sangat mudah. Bentuk sistem ini tergolong sederhana meskipun tidak sesederhana pada sistem hidroponik wick.
Untuk mendistribusikan nutrisi menggunakan selang dengan didorong oleh pompa yang telah dipasang timer sebagai pengatur. Nutrisi diteteskan didekat tanaman sehingga media taman dan akar akan cepat basah sehingga nutrisi lebih efektif diserap oleh akar. Sedangkan tanaman ditempatkan pada media tanam yang ditempatkan pada pot.
Media tanam berfungsi sebagai penahan agar tanaman dapat berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Untuk media tanam dapat menggunakan media seperti hydroton, arang sekam, cocopit, krikil, pasir, rockwool dan lain lainnya. Hidroponik drip irrigation memiliki dua jenis yaitu recovery drip dan non recovery drip.
Nutrisi sisa akan disirkulasikan kembali secara berulang ulang sehingga sistem ini diberi nama recovery drip (tetes sirkulasi). Untuk aliran nutrisi dikontrol menggunakan timer yang dipasang pada pompa. Nutrisi yang disirkulasikan menbuat penggunaan nutrisi menjadi lebih hemat dan efisien sihingga tidak ada nutrisi yang terbuang sia sia.
Dalam sistem recovery drip memang dapat menghemat penggunaan nutrisi akan tetapi penggunaan nutrisi secara berulang ulang dapat mempengaruhi kondisi pH air. Jadi apabila kita menggunakan sistem ini perlu lebih sering mengontrol kondisi nutris baik pH maupun konsentrasinya. Hal ini penting karena nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menggagu proses pertumbuhan tanaman.
Karena apabila perhitungan timer tidak tepat misal terlalu deras maka akan banyak nutrisi yang terbuang sia sia, dan sebaliknya apabila terlalu kecil tanaman tidak akan mendapat nutrisi yang cukup. Apabila tanaman kekurangan nutrisi tentunya tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Keuntungan mengunakan sistem non recovery drip yaitu penggunaan nutrisi yang hanya sekali pakai maka tanaman akan mendapatkan pasokan nutrisi dengan pH yang stabil. sehingga tidak perlu terlalu mengucek kondisi pH air, pengecekan pH dilakukan pada saat pengisian nutrisi saja. Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila pH air kisaran antara 5,5 - 7.
Denikian gambaran mengenai cara kerja hidroponik drip irrigation, semoga dapat menjadi referensi serta menambah pengetahuan mengenai hidroponik. Bila ada pertanyaan, tambahan atau masukan silahkan berpartisipasi dengan cara ikut berkomentar.
Untuk mendistribusikan nutrisi menggunakan selang dengan didorong oleh pompa yang telah dipasang timer sebagai pengatur. Nutrisi diteteskan didekat tanaman sehingga media taman dan akar akan cepat basah sehingga nutrisi lebih efektif diserap oleh akar. Sedangkan tanaman ditempatkan pada media tanam yang ditempatkan pada pot.
Media tanam berfungsi sebagai penahan agar tanaman dapat berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Untuk media tanam dapat menggunakan media seperti hydroton, arang sekam, cocopit, krikil, pasir, rockwool dan lain lainnya. Hidroponik drip irrigation memiliki dua jenis yaitu recovery drip dan non recovery drip.
Recovery Drip (Tetes Sirkulasi)
Sistem rcovery drip prinsip kerjanya sangat sederhana dimana larutan nutrisi ditempatkan pada tandon kemudian dipompa dan dialirkan menggunakan selang untuk membasahi media tanam dan akar sehingga lebih mudah diserap akar tanaman. Sisa nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman akan ditampung dan dibembalikan ketandon nutris.Nutrisi sisa akan disirkulasikan kembali secara berulang ulang sehingga sistem ini diberi nama recovery drip (tetes sirkulasi). Untuk aliran nutrisi dikontrol menggunakan timer yang dipasang pada pompa. Nutrisi yang disirkulasikan menbuat penggunaan nutrisi menjadi lebih hemat dan efisien sihingga tidak ada nutrisi yang terbuang sia sia.
Dalam sistem recovery drip memang dapat menghemat penggunaan nutrisi akan tetapi penggunaan nutrisi secara berulang ulang dapat mempengaruhi kondisi pH air. Jadi apabila kita menggunakan sistem ini perlu lebih sering mengontrol kondisi nutris baik pH maupun konsentrasinya. Hal ini penting karena nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman akan menggagu proses pertumbuhan tanaman.
Non-Recovery Drip (Tetes Non Sirkulasi)
Prinsip kerja pada hidroponik non-recovery drip hampir sama dengan decovery drip, hanya berbeda pada nutrisi yang telah digunakan tidak ditampung atau dibuang. Agar penggunaan nutrisi efektif diperlukan perhitungan pada timer yang lebih tepat.Karena apabila perhitungan timer tidak tepat misal terlalu deras maka akan banyak nutrisi yang terbuang sia sia, dan sebaliknya apabila terlalu kecil tanaman tidak akan mendapat nutrisi yang cukup. Apabila tanaman kekurangan nutrisi tentunya tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Keuntungan mengunakan sistem non recovery drip yaitu penggunaan nutrisi yang hanya sekali pakai maka tanaman akan mendapatkan pasokan nutrisi dengan pH yang stabil. sehingga tidak perlu terlalu mengucek kondisi pH air, pengecekan pH dilakukan pada saat pengisian nutrisi saja. Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila pH air kisaran antara 5,5 - 7.
Kelebihan Hidroponik Drip
Hidroponik drip banya dipilih oleh penghobi maupun petani karena memiliki banyak kelebihan. Berikut kelebihan sistem hidroponik drip :- Sistem yang dikontrol menggunakan timer membuat penggunaan air dan nutrisi menjadi lebih hemat. Hal ini sangat menguntungkan terutama apabila kita menggunakan hidroponik drip untuk tujuan komersil.
- Tanaman akan mendapat suplai air dan nutrisi dalam jumlah yang tepat sehingga akan membuat tanaman dapat tumbuh dengan cepat dan merata.
- Bentuk sistem yang sederhana. Hidroponik drip memiliki bentuk yang sederhana sehingga lebih mudah dipelajari bahkan untuk pemula. Hal ini dapat mengurangi resiko kegagalan dan apabila terjadi masalah akan lebih mudah menanganinya.
Kekurangan Hidroponik Drip
Saat ini sistem hidroponik drip masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Berkut kekurangan pada hidroponik drip :- Minimnya pasokan oksigen. Oksigen merupakan bagian penting dari kebutuhan tanaman, karena dalam proses fotosintesis tanaman sangan memerlukan oksigen yang cukup dan bila kurang tanaman tidak akan bisa tumbuh dengan optimal.
- Ada ketergantungan pada penggunaan listrik. Hal ini sangat mengganggu trutama didaerah yang sering terjadi pemadaman listrik. Bila tanaman tidak mendapat pasokan nutrisi terlalu lama maka tanaman akan layu.
Denikian gambaran mengenai cara kerja hidroponik drip irrigation, semoga dapat menjadi referensi serta menambah pengetahuan mengenai hidroponik. Bila ada pertanyaan, tambahan atau masukan silahkan berpartisipasi dengan cara ikut berkomentar.
3 komentar
Write komentarmantap juragan, kiranya sudi memberi kejelasan mengenai waktu dan durasi untuk menghidupkan timernya. Misalnya, timer hanya nyala jam segini,segini dan segini, durasinya cukup segini.
Replytimer dapat dinyalakan 24 jam atau pada pagi hari hidup dan sore hari mati. dalam sehari bisa 2-4 kali nyala dengan durasi 5-10 menit disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. untuk durasi, aliran air pelan maka waktunya akan lebih lama dan sebaliknya.
ReplyUntuk solusi mati lampu bisa pake sambungan keran air dengan media penampung lebih tinggi
ReplyTerima Kasih anda telah berkunjung dan berkomentar. Kritik dan Saran yang membangun untuk Blog Guyub Tani akan memberikan kembali kontribusi kepada anda. EmoticonEmoticon