Sejarah Perkembangan Hidroponik

March 05, 2016

Hidroponik merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Awal mula experiment hidroponik berawal dari peneliti peneliti yang bekerja di laboratorium fisiologi tumbuhan melakukan uji coba bercocok tanam menggunakan air sebagai media tanam. System ini banyak menggunakan air sebagai media tanam sehangga banyak orang menganggap metode ini sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air).

Sejarah Perkembangan Hidroponik Dari uju coba tersebut membuahkan hasil yang memuaskan dan mendapat banyak diapresiasi dari para ahli agronomi. Dalam perkembangannya banyak ahli mengembangkan dengan mengganti media air dengan media lain yang lebih efisien, praktis dan lebih produktif.

Dalam catatan sejarah cara bertanam hidroponik sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh hidroponik diceritakan di babilon ada tanaman gantung dan tanaman terapung di wilayah cina.

Manusia purba di mesir, india dan cina kerap menggunakan larutan pupuk organik untuk memupuk tanaman mereka seperti sayur sayuran, timun semangka dan tanaman lainnya dalam lahan pasir ditepi sungai. Metode penanaman ini dikenal sebagai river bed cultivation. Selain contoh diatas masih banyak contoh yang menggambarkan kemajuan pertanian terutama hidroponik di masa lampau.

Pada tahun 1936 lahirlah istilah hidroponik, istilah ini diberikan oleh seseorang agronomi dari unversitas California Amerika Serikat atas hasil dari Dr. WF. Gericke berupa tanaman tomat setinggi 3 meter penuh buah yang ditanam dalam bak berisi mineral merupakan hasil uju coba dan kerja kerasnya selama ini. Sebelumnya mengenal istilah nurti culture untuk media tanam menggunakan nutrisi khusus yang dilakukan oleh ahli patologis.

Setelah itu para ahli yang mengembangkan system penanaman tanpa menggunakan media tanah memberikan istilah masing masing untuk menyebutkan hasil percobaannya seperti istilah water cultere, solution culture dan graval bed culture. Semenjak penghargaan yang diberikan kepada Dr. WF. Gericke istilah hidropnonik digunakan untuk menyebutkan semua jenis system bercocok tanam tanpa menggunakan media tanam tanpa tanah.

Biasanya media yang digunakan seperti rockwool, arang sekam, spons, Expanded clay, coir (sabut kelapa), perlite, pasir dan masih banyak media lainnya. Hidroponik sendiri berasal dari kata hidros dan ponics, hidros berarti air sedangkan ponics berarti bercocok tanam. Gericke pada saat itu menjadi tenar, riwayat dan foto kerjanya menjadi headline dan menjadi sensasi.

Sejarah Hidroponik Hingga ia dinobatkan sebagai orang berjasa pada abad 20. Muncunya gericke ini menjadi awal pesatnya perkembangan hidroponik yang  tidak lagi hanya berada pada ruang laboratorium saja tetapi mampu berkembang menjadi tehnik sederhana yang dapat dikembangkan oleh para petani bahkan siapa saja dapat melakukannya seperti ibu rumah tangga. Pada tahun 1945 jepang di kalahkan sekutu dengan cara dibom atom sehingga tanahnya menjadi tandus.

Hidroponik memberiakan harapan kepada masarakat jepang dan semenjak itu jepang gencar mengembangkan system hidroponik untuk lahan pertaniannya. Selain itu negara padang pasir yang tandus seperti Bahrain, irak, iran dan negara lainya juga melakukan hal yang sama untuk pertanian mereka. Pada tahun 1980an Indonesia mulai mengembangkan hidroponik.

Di Indonesia sistem hidroponik yang pertama kali dikembangkan yaitu system hidroponik substrat, setelah beberapa waktu mulailah berkembang system hidroponik nutrient film technique (NFT), belakangan ini system aeroponik juga sudah mulai dikembangkan. Di masyarakat juga banyak dikembangkan hidroponik wick (sumbu), hidroponik takit apung dan ebb and flow.

Untuk memulai belajar hidroponik, sistem hidroponik sumbu sangat cocok untuk di coba karena bentuknya yang sangat sederhana dan untuk pembauatannya sangat mudah. Di indonesia hidroponik dikembangkan karena mulai banyak masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian tetapi terbentur masalah lahan seperti di daerah perkotaan. hidroponik dapat dibuat dalam sekala besar maupun kecil sehingga sangat memungkinkan dikembangkan di perkotaan yang terbatas lahannya.

Artikel Terkait

First

Terima Kasih anda telah berkunjung dan berkomentar. Kritik dan Saran yang membangun untuk Blog Guyub Tani akan memberikan kembali kontribusi kepada anda. EmoticonEmoticon